Sapeken, Sumenep,DEMOKRASIJERNIH.com-Sabtu (19/04/2025) – Kabar duka dan kepanikan menyelimuti perairan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Madura, setelah sebuah kapal laut dilaporkan terbakar hebat pada hari ini, Sabtu (19/04/2025). Belum diketahui secara pasti penyebab kebakaran maupun jumlah korban jiwa dalam insiden tragis iniini, kerugian diperkirakan ratusan juta rupiah.
Mendengar berita duka ini, masyarakat Sapeken mendesak Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) untuk segera bertindak cepat dan serius dalam menangani musibah tersebut. Kesiapsiagaan dan respons yang sigap dari tim penyelamat sangat diharapkan untuk meminimalisir dampak buruk dan menyelamatkan para korban yang mungkin masih berada di lokasi kejadian.
Lebih lanjut, insiden ini kembali menyoroti minimnya sarana dan prasarana penanggulangan bencana di wilayah kepulauan Sapeken. Masyarakat setempat berharap Pemerintah Kabupaten Sumenep memberikan perhatian yang lebih serius terhadap kebutuhan mendasar ini. Bantuan konkret seperti pengadaan alat pemadam api ringan (APAR) di berbagai titik strategis dianggap krusial mengingat tingginya risiko kecelakaan laut di wilayah tersebut akibat faktor cuaca ekstrem dan berbagai kendala lainnya.
“Kepulauan Sapeken ini sering sekali terjadi kapal karam karena cuaca buruk dan hal-hal lain. Kami mohon Bapak Bupati Sumenep memberikan perhatian lebih kepada kami masyarakat Kecamatan Sapeken,” ujar salah seorang warga dengan nada penuh harap.
Ironisnya, di tengah kerentanan wilayah Sapeken terhadap bencana, kepulauan ini menyimpan potensi sumber daya alam yang sangat besar, terutama di sektor energi. Blok Kangean, yang terletak di wilayah ini, memiliki cadangan terbukti dan terukur gas bumi yang mencapai sekitar 177 miliar kaki kubik. Produksi gas harian dari blok tersebut juga tergolong signifikan, yakni sekitar 169,53 juta kaki kubik per hari.
Namun, kekayaan alam ini belum sepenuhnya dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Sapeken. Kendala infrastruktur, terutama ketiadaan listrik yang merata bahkan di banyak pulau, menjadi permasalahan pelik. Padahal, menurut penuturan warga, kontribusi pajak dan golden share dari perusahaan pengelola Blok Kangean, Kangean Energy, kepada Kabupaten Sumenep terbilang besar.
“Kami tidak tahu pasti berapa besar kontribusi Kangean Energy karena datanya tidak transparan dari daerah maupun perusahaan. Tapi yang jelas, seharusnya dengan potensi migas yang besar ini, infrastruktur dan listrik di Sapeken bisa lebih baik. Banyak pulau di sini yang masih gelap gulita,” ungkap salah satu tokoh masyarakat dengan nada kecewa.
Tragedi kebakaran kapal ini sekali lagi menjadi pengingat akan perlunya perhatian serius dan tindakan nyata dari pemerintah daerah terhadap wilayah kepulauan seperti Sapeken. Keseimbangan antara eksploitasi sumber daya alam dan peningkatan kesejahteraan serta keamanan masyarakat setempat menjadi isu mendesak yang perlu segera diatasi. Masyarakat Sapeken berharap insiden ini menjadi titik balik bagi pemerintah untuk memberikan prioritas yang lebih besar pada pembangunan infrastruktur dan penanggulangan bencana di wilayah mereka.
AR81